Kebahagiaan Yang Menular

Seorang pemuda berangkat kerja dipagi hari, memanggil taksi, dan kemudian naik.
"Selamat pagi Pak" katanya menyapa sang sopir taksi terlebih dulu
"Pagi yang cerah bukan?" sambungnya sambil tersenyum, lalu bersenandung kecil
Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, dengan senang hati, Ia melajukan taksinya. Sesampainya ditempat tujuan, Pemuda itu membayar dengan selembar 20ribuan, untuk argo yang hampir 15ribu.

"Kembaliannya buat bapak saja, selamat bekerja ya Pak" kata pemuda dengan senyum.
"Terima kasih" jawab Pak sopir taksi dengan penuh syukur
"Wah, aku bisa sarapan dulu nih" Pikir sopir taksi itu
 

Dan ia pun menuju ke sebuah warung nasi,
"Biasa Pak?" tanya si mba warung.
"Iya biasa, Nasi Sayur, tapi tolong pagi ini tambahkan sepotong ayam" jawab Pak sopir dengan tersenyum.

Dan, ketika membayar nasi , di tambahkannya seribu rupiah, "buat jajan anaknya si mba" begitu katanya.

Dengan tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mba berangkat ke sekolah dengan senyum lebih lebar.

Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini, Dan diberikannya pada temannya yang tidak punya bekal.

Begitulah, cerita bisa berlanjut,  Bergulir seperti bola salju.

Pak sopir bisa lebih bahagia hari itu...
Begitu juga keluarga si mbok...
Teman2 si anak...
Keluarga mereka...
Semua tertular kebahagiaan...

Kebahagiaan, seperti juga kesusahan, bisa menular kepada siapa saja disekitar kita.
Kebahagiaan adalah sebuah pilihan.
Siapkah kita menularkan kebahagiaan hari ini??

Bisa menerima itu adalah berkah,
Tapi bisa memberi adalah anugerah.

Semoga sisa hidup kita selalu bahagia dan membuat orang lain bahagia dengan keberadaan kita,

Mari selalu berbagi, semoga arus membahagiakan  terus berputar, dan jangan pernah dengki dengan kebahagiaan yang dimiliki orang lain, apalagi berusaha menghilangkannya.

Sumber : Milis Indonesian Business Forum
 

0 comments:

Posting Komentar