Mawaddah “Unlimit Love”

[segerabangkit.co.cc]
Kecintaan seorang ibu kepada anaknya apakah al hubb atau mawaddah?

Kecintaan seorang suami kepada istrinya yang tetap setiabertahun-tahun hidup bersama, tanpa melihat fisik apakah al hubb ataumawaddah?

Kecintaan Rasulullah saw ketika mendakwahi umatnya yang susah diajak berpikir apakah al hubb atau mawaddah? Awalnya, saya fikir maknanya sama saja yaitu cinta, diantara dua kata yang berasal dari bahasa ‘arab tadi.


Ternyata salah, itulah kedalaman bahasa ‘arab memiliki makna luas dan bermakna. Al hubb dan mawaddah ternyata sangat jauh berbeda. Al hubb adalah cinta yang memiliki batas waktu untukmencintai sesuatu, apakah itu cinta kepada manusia atau benda. Danmudah berpindah jika menemukan yang lebih besar manfaatnya bagi dia. Al hubb bisa kita lihat faktanya saat ini, mencintai tanpa ada rasa tanggung jawab dan kotmitmen terhadap yang ia cintai.

Perceraian marak sekali terjadi, durhaka anak kepada ibunya,putusnya tali silahturahmi antara keluarga, saling bermusuhan antaratetangga satu dengan yang lain dll. Karena standarnya adalah cinta atasdasar maslahat sehingga berdampak akan mudah sekali hilang cintanyajika dia tidak menemukan mashlahat terhadap yang ia cintai.

Mawaddah adalah cinta yang unlimit atau tidak terbatas sampai kapanpun. Inilah kecintaan yang dimiliki oleh seorang ibu terhadap anaknya.

Cintanya seorang ibu akan hidup sampai kapanpun tidak terbatas tempat, waktu, dan usia anak. Begitu juga cintanya sepasang suami istri yang sudah hidupberpuluh-puluh tahun namun masih tetap cinta, masih tetap sayang, masihtetap akan merasa bahagia jika bersama, ada kerinduan yang besar ketikatidak bertemu walaupun usia sudah tua tapi rasa cinta seperti itu masihada, walaupun dari fisik pasangannya mungkin sudah tidak enak dilihatlagi .

Pernah melihat? kakek nenek yang datang  kepengajian, mereka sambilberpegangan tangan dan terlihat sangat bahagia padahal usia merekasudah sangat tua dan mereka sudah hidup berpuluh-puluh tahun lamanyatapi seakan-akan mereka baru menikah kemarin-kemarin. Itulah cinta yangtidak ada batasnya.

Menarik kisah pada genarasi sahabat, kisah ini terjadi pada saatpemerintahan ‘Umar Amirul mukminin r.a. ada seorang arab badui yangakan mengadukan istrinya kepada ‘Umar karena istrinya telahmengeluarkan suara keras melebihi suaranya.

Iapun kemudian pergi ke rumah Amirul Mukminin ‘Umar bin Khatab r.a.dan ketika dia sampai di depan pintu rumah Amirul Mukminin diamendengar langkah kaki ‘Umar yang hendak keluar dari rumahnya. Diamendengar istri Amirul Mukminin berkata kepadanya dengan suara yangkeras mengatakan: “bertaqwalah kepada Allah, wahai ‘Umar atas apa yangengkau pimpin!”

‘Umar hanya diam dan tidak berbicara sedikitpun, orang baduitersebut berbicara dalam hatinya seraya berpaling pergi: “Jika keadaanAmirul Mukminin saja seperti ini, maka bagaimana dengan diriku?” Ketikaia hendak berpaling pergi, ternyata ‘Umar bin khatab telah keluar danmelihatnya. ‘Umar bertanya apa keperluanmu?, wahai saudaraku orangArab?”

Orang arab badui itupun menjawab: “Wahai Amirul Mukminin sebenarnyaaku ingin menemuimu untuk mengadukan sikap istriku. Dia telah beranibersuara keras terhadap diriku. Namun seketika aku melihat keadaanrumahmu, aku menjadi merasa kerdil, karena apa yang engkau hadapi lebihsulit daripada apa yang aku hadapi. Oleh karena itu, aku hendak pulangdan berkata pada diriku sendiri: “Jika Amirul Mukminin saja mendapatperlakuan seperti itu dari istrinya, maka bagaimana dengan diriku?”

‘Umar pun terseyum dan berkata: “Wahai saudaraku semuslim, akumenahan diri dari sikapnya (istriku) itu, karena dia memiliki hak-hakatas diriku. Aku berusaha untuk menahan diri meski sebenarnya aku bisasaja menyakitinya (bersikap keras) dan memarahinya. Akan tetapi, akusadar bahwa tidak ada yang dapat memuliakan wanita selain orang yangmulia dan tidak ada orang yang merendahkan selain orang yang sukamenyakiti. Mereka dapat mengalahkan setiap orang yang mulia namunmereka dapat dikalahkan oleh setiap orang yang suka menyakiti. Akantetapi, aku angat ingin menjadi orang yang mulia meski aku kalah (dariistriku), dan aku tidak ingin menjadi orang yang suka menyakiti meskiaku termasuk orang yang menang.”

‘Umar melanjutkan : “Wahai saudaraku orang Arab, aku berusahamenahan diri karena dia istriku memiliki hak-hak atas diriku. Dialahyang memasak makanan untukku, membuatkan roti untukku, menyusuianak-anakku, dan mencuci baju-bajuku. Sebesar apa kesabaranku terhadapsikapnya, maka sebanyak itulah pahala yang aku terima.”
 
Saya membaca kisah yang penuh makna ini berkali-kalipun sangat terasa indah dan sejuk (halah..), bagaimana tidak?

Saya tidak tepikirkan, bagaimana perhatian negara Islam yang begitubesar untuk mengurusi umatnya termasuk masalah rumah tangga, luarbiasa. Disisi lain, sikap seorang pemimpin besar semisal ‘Umar yangkalau kita ketahui sifat ‘Umar adalah keras dan kasar, tapi bisamenahan diri dari bersikap kasar dan lebih memilih bersikap lembutkepada istrinya yang beliau cintai. Itulah cinta mawaddah ‘Umar kepadaistrinya.

Kalau saya melihat sekarang, seperti pekerjaan rumah tangga pastinyaistri manapun ada saatnya untuk berkeluh kesah, setiap hari kerjaanutamanya adalah masak, mengusrus anak, cuci baju suami dananak-anaknya, beres-beres rumah, mendidik anak, memantau anak, ini itusetiap hari dan memang seperti itu kerjaan utama seorang istri.

Kalau ukurannya hanya sekedar cinta (al hubb) saya yakinistri tersebut akan setiap hari ngomel kepada suaminya untuk mintapembantu, atau mungkin bisa kabur (terlalu mendramatisir..) ,tapi isrtiyang cinta kepada keluarga atas landasan iman dan kecintaannya adalahmawaddah semuanya akan ditangkis dengan kalimat, “Itulah jihad saya danAllah ‘azza wa jalla akan memberikan surga kepada seorang istri yangbaik dalam pengurusan rumah tangganya”

Saya jadi teringat kisah Fathimah binti Muhammad r.a. yang mengadukepada ayahnya sebagai pemimpin negara islam agar diberikan seorangpembantu untuk membantu pekerjaan rumah tangganya, kemudian salah satunasehat yang Rasulullah saw berikan kepada fathimah adalah :

Nabi berkata kepada puterinya, Fathimah:
“Kalau Allah menghendaki wahai Fathimah, tentu lumpang itu akanmenggilingkan gandum untukmu. Akan tetapi Allah menghendaki agarditulis beberapa kebaikan untukmu, menghapuskan keburukan-keburukanserta hendak mengangkat derajatmu.

Wahai Fathimah, barangsiapa perempuan yang menumbukkan (gandum) untuksuami dan anak-anaknya, pasti Allah akan menuliskan untuknya setiapsatu biji, satu kebaikan serta menghapuskan darinya setiap satu bijisatu keburukan. Dan bahkan Allah akan mengangkat derajatnya.

Wahai Fathimah, barang siapa perempuan berkeringat manakala menumbuk(gandum) untuk suamiya. Tentu Allah akan menjadikan antara dia danneraka tujuh khonadiq (lubang yang panjang).

Wahai Fathimah, manakala seorang perempuan mau meminyaki kemudianmenyisir anak-anaknya serta memandikan mereka, maka Allah akanmenuliskan pahala untuknya dari memberi makan seribu orang lapar danmemberi pakaian seribu orang yang telanjang.
Wahai Fathimah, bilamana seorang perempuan menghalangi (tidak maumembantu) hajat tetangganya, maka Allah akan menghalanginya minum daritelaga “Kautsar” kelak di hari Kiamat.

Wahai Fathimah, lebih utama dari itu adalah kerelaan suami terhadapistrinya. Kalau saja suamimu tidak rela terhadap engkau, maka aku tidakmau berdo’a untukmu. Apakah engkau belum mengerti wahai Fathimah,sesungguhnya kerelaan suami adalah perlambang kerelaan Allah sedangkemarahannya pertanda kemurkaan-Nya.

Wahai Fathimah, manakala seorang perempuan mengandung janin dalamperutnya, maka sesungguhnya malaikat-malaikat telah memohonkan ampununtuknya, dan Allah menuliskan untuknya setiap hari seribu kebaikanserta menghapuskan darinya seribu keburukan. Manakala dia menyambutnyadengan senyum, maka Allah akan menuliskan untuknya pahala para pejuang.Dan ketika dia telah melahirkan kandungannya, maka berarti dia ke luardari dosanya bagaikan di hari dia lahir dari perut ibunya.

Wahai Fathimah, manakala seorang perempuan berbakti kepada suaminyadengan niat yang tulus murni, maka dia telah keluar dari dosa-dosanyabagaikan di hari ketika dia lahir dari perut ibunya, tidak akan keluardari dunia dengan membawa dosa, serta dia dapati kuburnya sebagai tamandiantara taman-taman surga. Bahkan dia hendak diberi pahala seribuorang haji dan seribu orang umrah dan seribu malaikat memohonkan ampununtuknya sampai hari kiamat. Dan barangsiapa orang perempuan berbaktikepada suaminya sehari semalam dengan hati lega dan penuh ikhlas sertaniat lurus, pasti Allah akan mengampuni dosa-dosanya serta memakaikankepadanya pakaian hijau (dari surga) kelak di hari Kiamat, sertamenuliskan untuknya setiap sehelai rambut pada badannya seribukebaikan, dan Allah akan memberinya (pahala) seratus haji dan umrah.
 
Wahai Fathimah, manakala seorang perempuan bermuka manis di depansuaminya, tentu Allah akan memandanginya dengan pandangan’rahmat’.

Wahai Fathimah, bilamana seorang perempuan menyelimuti suaminyadengan hati yang lega, maka ada Pemanggil dari langitmemanggilnya”mohonlah agar diterima amalmu. Sesungguhnya Allah telahmengampuni dosa-dosamu yang lalu maupun yang belum lewat”.

Wahai Fathimah, setiap perempuan yang mau meminyaki rambut danjenggot suaminya, mencukur kumis dan memotongi kukunya, maka Allah akanmeminuminya dari ‘rahiqil makhtum dan sungai surga, memudahkannyaketika mengalami sakaratil maut, juga dia hendak mendapati kuburnyabagaikan taman dari pertamanan surga, serta Allah menulisnya bebas darineraka serta lulus melewati shirat”.

Semoga kecintaan kita selalu dilandasi keimanan kepada Allah ‘azza wa jalla.[]
Wallahua’lam bi ash shawab

Shinta Mardhiah Alhimjarry Guru HSG el Dina Bandung

Islam: Spirit Perlawanan Terhadap Belanda

[segerabangkit]
Jikakita menelusuri buku-buku sejarah Belanda dan Indonesia maka akan kitatemukan bahwa perlawanan terhadap kolonialisme Belanda disebabkan olehpenindasan dan eksploitasi yang dilakukan oleh Belanda. Kita pun akanmenemui bahwa perlawanan tersebut karena keinginan Indonesia untukmeraih kemerdekaan. Perlawanan rakyat Indonesia tidak ada hubungannyadengan Islam atau Kekhalifahan Islam.
Untungnya,bagi mereka yang mencari kebenaran, Perpustakaan Kerajaan Belandabaru-baru ini menyediakan di internet isi koran-koran Belanda padaperiode 1618 - 1995. Ulasan pada koran-koran terbitan lama itu dapatmemberikan informasi tentang peristiwa-peristiwa bersejarah sepertiyang ditulis saat peristiwa-peristiwa itu terjadi. Dengan menggunakaninformasi yang tertulis dalam koran-koran tersebut, periodekolonialisme Belanda di Indonesia dapat dicek ulang secara independen.Dengan informasi tersebut itu pula, ‘sudut pandang’ dalam buku-bukusejarah yang beredar saat ini dapat diverifikasi ulang.
Beritadalam koran-koran yang terbit di Belanda selama periode 1850-1930menuliskan pendapat umum, bahwa Islamlah yang menyebabkan rakyatIndonesia ‘memberontak’. Misalnya koran Algemeen Handelsblad menuliskan pemberontakan pada tahun 1859 di Bandjarmasin. Koran tersebut menuliskan artikel: Kamitelah melihat bahwa, menurut laporan-laporan yang diterima oleh misterVan Twist dari sumber-sumber sangat terpercaya, bahwapemberontakan-pemberontakan di bagian selatan-timur Borneo jelas bisaditandai bercirikan Islam atau anti-Eropa. Artinya, menurut koran Algemeen Handelsblad, perlawanan masyarakat Indonesia—di seluruhbagian Nusantara baik itu di Banjarmasin, di Borneo dan di bagian laindi Indonesia—semuanya disebabkan karena spirit Islam.
Tahun 1864, koran Algemeen Handelsblad juga menurunkan tulisan tentang kerusuhan di Tegal: SeorangTroeno telah mencoba mengajak orang-orang Tegal untuk memberontakterhadap kekuasaan Eropa. Rupanya dia menggunakan fanatisme sebagaialatnya. Yang dimaksud dengan kata fanatisme pada koran-koran pada waktu itu adalah Islam.
Pada tahun 1885, koran Het Nieuws van den Dagbahkan mengatakan bahwa rakyat Indonesia melihat perlawanan merekasebagai jihad dengan motivasi murni dari Islam. Jihad dalam bahasaIndonesia diterjemahkan sebagai perang sabil (perang suci): DiSukabumi, sekarang rakyat memiliki lima tempat di manakelompok-kelompok agama bisa berkumpul. Orang-orang yang ikut dalamkelompok-kelompok ini, yang merupakan kaum fanatik, tetap berkumpul setelah sholat Jumat untuk membahas Perang Sabil, Perang Suci.Dari fakta di atas tidak sulit untuk membayangkan bahwa perlawananIndonesia terhadap penjajahan Belanda didorong oleh semangat Islam.
Pada tahun 1894, koran Algemeen Handelsblad menulis bahwa Islam menjadi spirit perlawanan: …Sebabpemberontakan di Pulau Lombok yang paling mungkin, menurut mereka,sebagaimana menurut Mister Willemsen, adalah disebabkan oleh fanatismeIslam.
Koran Het Nieuws van den Dag pada tahun yang sama juga mencatat ada hubungan perlawanan di Indonesia dengan bulan puasa Ramadhan: Kemarin, dekat Anak-Guleng terjadi penembakan. Bulan puasa telah dimulai dan seorang yang syahid selama Perang Sabil ini tentu mendapat balasan surga.
Selamabeberapa tahun kemudian, koran itu terus menyalahkan Islam atasterjadinya pemberontakan di Indonesia. Sebagai contoh pada tahun 1904,koran Het Nieuws van den Dag menulis: Pada saat ituorang-orang memberitahukan bahwa di Sukabumi terjadi ‘kerusuhan dengankekerasan’ yang menunjukkan kemiripan yang terjadi dengan kerusuhan diSumedang dan Sidoarjo. Dia menganggap kerusuhan-kerusuhan itudiakibatkan oleh fanatisme.
Pada tahun yang sama koran itu menulis tentang pemberontakan-pemberontakan di tempat-tempat lain:Kekuatan yang datang dengan fanatisme adalah salah satu hal yang kitaharus sangat perhatikan. Baru-baru ini, kekuatan-kekuatan ini telahberjalan lancar, seperti yang dapat terlihat di Jambi, Korintji, diKepulauan Gaju. Tragedi di Tjilegon, yang merupakan seruan bagifanatisme di tempat-tempat lain, dan sekarang terjadi pemberontakan diGedanggan, mereka semua membuktikannya. Kejadian-kejadian di Sidoarjo,pada dasarnya terjadi di depan mata dua garnisun tentara kita,menunjukkan kepada kita kekuatan ini.
Hingga tahun 1908, ternyata penyebab perlawanan rakyat Indonesia tidak berbeda. Koran Het Nieuws van den Dag menulis: Sekarangkita tahu bahwa ada sebuah sekte Muhammad, de Satria, memiliki tanganatas semua ini – dan lagi membuktikan bahwa pemerintahan Indonesiatidak dapat bertindak terlalu tegas terhadap sikapfanatisme ini yang menerima motivasi dari barat, yang merongrongotoritas kami dan menimbulkan bahaya terus-menerus. Perang Suci melawan“kaum kafir” terus didengungkan, dan hampir sama sekali tak terdugaselama pertengahan bulan ini perlawanan yang sangat serius meletus lagi.
Pada tahun 1910, koran Sumatera Post juga menyalahkan Islam atas pemberontakan di Padang: Sejakhari-hari pemberontakan itu, tanda-tanda fanatisme menunjukkan bahwa iaterjadi secara teratur, dan melalui hal itu menjadi jelas berapa banyakdaerah di Pariaman, di wilayah-wilayah dataran rendah Padang, merupakantempat-tempat berkembang biak kaum Muslim (Mohammadans) yang fanatikdari sekte Satria yang menurut laporan pejabat, juga terutamabertanggung jawab atas perlawanan bersenjata pada tahun 1908.
Komentar-komentarkoran-koran ternama Belanda saat itu mengenai kasus-kasus perlawanan diIndonesia menjelaskan bahwa ada konsensus di Belanda, bahwa Islamadalah penyebab yang nyata atas perlawanan tersebut. Islam dilihat olehBelanda sebagai akar penyebab, bukan nasionalisme. Jadi, tidak benaryang dikatakan buku-buku sejarah di Indonesia perlawanan terhadappenjajahan Belanda hanya dilakukan karena aspirasi-aspirasinasionalistik.

Selamaperiode 1850-1930 sebagian besar koran-koran Belanda menuliskan bahwasemua masalah Belanda di Indonesia dimulai dengan ibadah haji MuslimIndonesia ke Makkah. Sebagai contoh pada tahun 1859, seorang analiskoran Algemeen Handelsblad menulis: “Opini publikmengatakan bahwa penyebab kerusuhan terutama dapat ditemukan atasmeningkatnya jumlah jamaah haji ke Makkah, dan peningkatan itumengakibatkan meningkatnya fanatisme, yang karenanya penduduk pribumimemiliki motif untuk memberontak terhadap Kekristenan dan dominasiEropa.
Pada tahun 1866, koran De Locomotief menulis: “Bahayaatas keselamatan rata-rata orang-orang Jawa atas peningkatan jumlahjamaah haji adalah sangat tidak diremehkan. Bahaya ini adalah sebuahfakta, tanpa keraguan sama sekali.
Paraanalis lain kemudian menjelaskan dengan tepat mengapa haji merupakanawal dari semua masalah Belanda di Indonesia. Sekali lagi koran De Locomotief menulis (1877): “Semakin banyak peziarah yang berangkat ke Makkah, semakin meningkatlah fanatisme.”
Dengankata lain, Belanda melihat hubungan antara haji dan kekuatan keyakinanIslam di antara rakyat Indonesia. Hal ini karena ibadah haji untukjamaah haji Indonesia juga merupakan kesempatan untuk belajar lebihbanyak tentang Islam. Pada periode 1850-1930 Khilafah Islam atau Caliphatemasih ada. Hijaz, wilayah sekitar Makkah dan Madinah yang dikunjungipara peziarah, masih menjadi bagian dari Kekhalifahan. Jadi, ketikaorang-orang Indonesia pergi haji, mereka pergi ke sebuah negeri yangdibangun berlandaskan Islam. Di Makkah orang-orang termotivasi olehnegara untuk belajar dan memahami Islam. Jamaah Indonesia mengambilapa-apa yang mereka pelajari di sana dan ketika kembali ke Indonesiaberbagi dengan sesama Muslim di Indonesia.
Laluapa yang begitu ditakuti Belanda mengenai pengetahuan tentang Islam diantara orang Indonesia? Jawaban atas pertanyaan ini adalah apa yangdisebut Belanda sebagai “pan-Islamisme”. Sebagai contoh, sebuahanalisis di koran Nieuwe Rotterdamsche Courant (1915) mengatakan: “Dimasa lalu, adalah mungkin untuk menyesali keinginan yang berlebihan diantara kaum Muslim (Mohammedans) di Indonesia untuk pergi haji, karenaberbagai alasan. Sebagian dari mereka datang karena pengaruhpan-Islamisme di sana, dan kemudian ketika mereka kembali, memilikipengaruh yang kurang diinginkan atas rekan-rekan senegaranya.
Seorang analis menulis untuk koran Het Nieuws van den Dag (1911) mengatakan: “Tidakperlu bagi kita untuk berbicara tentang fanatisme di antara sebagianbesar jamaah haji yang kembali. Hal ini bahkan lebih berbahaya di zamandan usia kita, sekarang pan-Islamisme sedang berusaha untuk membuatterobosan mana-mana.
Apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan istilah ‘pan-Islamisme’ ini dijelaskan oleh surat kabar Nieuw Tilburgsche Courant (1900): “Istilahpan-Islamisme dipahami oleh orang-orang Eropa sebagai makna aspirasi dikalangan umat Islam untuk bersatu dalam sebuah negara. Dalam bentuk apapan-Islamisme menemukan asal-usulnya? Dalam hukum Islam ortodoksmenyebutkan bahwa semua umat Islam (Mohammedans), dengan tidakmemandang bangsa dan bahasanya, harus menjadi salah satu komunitas yangideal, dan bahwa semua penguasa Islam harus mengakui satu penguasatertinggi. Apakah konsekuensi dari hal ini? Bahwa seorang penguasakafir, sebagai masalah yang prinsipil, tidak akan pernah diterima olehkaum Muslim (Mohammedans) ortodoks sebagai penguasa mereka yang sah.Dengan kata lain, suatu bahaya yang tak terbantahkan pada tingkat yanglebih besar atau lebih kecil bagi setiap negara Kristen yang menanganimasalah kaum Muslim.
Seperti juga dikatakan koran Algemeen Handelsblad (1910): “Ceramah-ceramahyang menjelaskan bahwa bagi kaum Muslim (Mohammedans) hanya adapemerintahan Khalifah—Sultan Turki—yang merupakan pemerintahan yangsah, dan bahwa mereka melihat setiap pemerintahan lain sebagai tidaksah, karenanya hal ini termasuk juga pemerintahan kita (atasIndonesia). Dengan kata lain, ajaran-ajaran mengenai Khilafah bagi kitaadalah unsur yang sangat berbahaya.
Dengankata lain, Belanda menyadari bahwa Negara Islam/Khilafah merupakansebuah pilar Islam. Belanda menyadari bahwa pilar Islam ini memotivasiumat Islam di Indonesia untuk terus-menerus melawan pemerintahankolonial Belanda. Hal ini persis sama dengan apa yang dimuat koran Het Nieuws van den Dag (1897): “Pemerintahkami bisa mendapatkan banyak masalah dari hal ini, karena bagi kitajuga Pan-Islamisme adalah musuh terbesar dan terkuat bagi perdamaian diwilayah jajahan kita, seperti juga bagi semua negara Eropalain yang melihat banyaknya kaum Mohammedans yang mereka tangani ataubangsa-bangsa yang mereka tundukkan.
Pemerintah Belanda menyadari hal ini, seperti yang ditunjukkan oleh sebuah laporan koran Nieuw Tilburgsche Courant (1898): “Selamadiskusi mengenai anggaran pemerintahan kolonial di Indonesia untuktahun 1899, mister De Waal Malefijt menyatakan keprihatinannya ataspeningkatan agama Islam di Indonesia, yang menyebabkan meningkatnyapengaruh pan-Islamisme.

Hubungan Perlawanan di Indonesia dengan Khilafah

[segerabangkit]
Sudah menjadi rahasia umum di kalangan orang/pejabat Belanda bahwa banyak sultan-sultan di Indonesia memberikan baiatnya (sumpah kesetiaan dan kepatuhan) kepada Khalifah di Istanbul. Dengan itu secara efektif kaum Muslim di wilayah Sultan itu menjadi warga negara Khilafah [Negara Islam].
Kaum Muslim di Aceh adalah yang paling menyadari akan status mereka. Koran Sumatera Post menulis tentang ini pada tahun 1922: “Sesungguhnya kaum Muslim Aceh mengakui Khalifah di Istanbul.”
Bukan hanya itu, mereka juga mengakui fakta bahwa tanah mereka adalah bagian dari Negara Islam. Ini adalah salah satu alasan atas perlawanan sengit mereka melawan Belanda. Sebagaimana yang diakui Koran Sumatra Post tahun 1922: “Pada hari ini, serangan-serangan atas kami menjadi hal penting karena merupakan sikap mentalitas atas ide Perang Suci.
Pan-Islamisme: Konsulat Belanda di Konstantinopel telah memperingatkan pemerintah bahwa utusan rahasia Kaum Muhammedan telah dikirim dari Turki ke Indonesia yang dikuasai, dengan tugas memotivasi orang-orang Islam (untuk memberontak).” Ini adalah artikel Koran Het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch-Indië, tanggal 11 November 1912.
Ada kontak teratur antara kaum Muslim Aceh dan Khalifah di Istanbul. Sebagai contoh, kaum Muslim Aceh mengirim delegasi kepada Khalifah untuk memberitahu situasi mereka dan meminta bantuan dan dukungan Khalifah. Pada tahun 1915, Sumatera Post kembali menyebutkan satu delegasi tersebut, yang dikirim ke Istanbul pada tahun 1868:
Yang lebih penting adalah kontak langsung antara penduduk asli Aceh dan pemerintah Turki. Tidak kurang dari 68 orang bangsawan memohon kepada Khalifah selama tahun 1868 untuk ‘membebaskan mereka dari perbudakan asing, yakni dari orang Belanda. Karena, mereka mengatakan, ‘hal ini semakin besar dan semakin berbahaya dari hari ke hari, dan pada saatnya mereka akan mengendalikan seluruh Aceh’. Karena itu, mereka, orang-orang Aceh itu, meminta ‘dikirimkan tentara dan prajurit, dan mengumumkan kepada semua orang-orang asing bahwa kami (orang-orang Aceh) berada di bawah perlindungan dan merupakan warga negara Khalifah’.
Namun, Khalifah hanyalah satu sisi rakyat Aceh. Koran Nieuw Tilburgsche Courant melaporkan pada tahun 1899 bahwa Negeri Islam Al-Khilafah memberikan pendidikan kepada putra-putra Sultan, untuk mendukung perlawanan mereka melawan Belanda:
Selama beberapa hari terakhir seorang koresponden di Constantinopel melaporkan lagi bahwa tujuh anak bangsawan sudah tiba di sana dan telah diperkenalkan kepada menteri pendidikan, karena mereka akan mengambil pendidikan tinggi. Kaum Muslim dari Jawa telah mengirimkan kepada Sultan (Khalifah) surat ucapan terima kasih karena mengambil anak-anak mereka untuk bisa pergi ke sekolah-sekolah di Negeri (Islam) Sultan itu. Sebagai konsekuensinya, sudah empat belas pemuda dari Indonesia yang dikuasai Indonesia telah menerima pendidikan Islam yang ketat, yang sepenuhnya dibiayai oleh Sultan Constantino-pel. Setelah mereka kembali ke tanah air mereka, setelah menimba ajaran Islam akan menjadi pejuang yang alami bagi Quran, untuk melawan ‘anjing-anjing Kristen’ yang memerintah negara mereka.
Khalifah juga mengirimkan perwakilannya ke Indonesia untuk mendukung kaum Muslim. Koran Het Nieuws van den Dag, misalnya, melaporkan tentang seorang konsul dari Khalifah di Batavia bahwa dia mendukung gerakan pan-Islam: “Di Indonesia hanya ada satu konsul, yakni di Batavia, dan dia telah menunjukkan antusiasme yang besar bagi pan-Islamisme. Oleh karena itu, pemerintah memintanya untuk diganti.”
Koran yang sama menginformasikan pembacanya pada tahun 1912 bahwa Khalifah mengirimkan misi rahasia ke Indonesia untuk mendukung kaum Muslim Indonesia: “Konsul Belanda di Konstantinopel telah memperingat-kan pemerintah bahwa utusan rahasia Muhammedan telah dikirim dari Turki ke Indonesia yang dikuasai Belanda, dengan tugas memotivasi orang-orang Islam (untuk memberontak).”
Kerjasama juga terjadi sebaliknya. Tatkala Khalifah mengambil keputusan untuk membangun jalur kereta api Hejaz, Koran Het Nieuws van den Dag mengatakan pada tahun 1905:
Raja Boni telah memberikan 200 Poundster-ling untuk mendukung pembangunan jalur kereta api Hejaaz ke tempat-tempat suci agama Islam. Pada saat yang sama, utusan itu menyerahkan kepada (Khalifah) surat penguasa Boni, di mana ia meminta dukungan Khalifah bagi dirinya sendiri dan sekutunya, atas kesulitan mereka dengan para penguasa Belanda.
Pan-Islamisme di provinsi Timur kami: Raja Boni telah memberikan 200 Poundsterling untuk mendukung pembangunan jalur kereta api Hejaaz ke tempat-tempat suci agama Islam”. Ini adalah artikel di Koran Het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch-Indië, tanggal 17 Juli 1905.
Karena hubungan erat antara kaum Muslim Indonesia dan Negara Islam Al-Khilafah, para analis di Belanda mulai khawatir ketika Inggris dan Prancis (antara lain) mulai melakukan kejahatan terhadap kaum Muslim Negara Islam: “Aku takut bahwa kaum Mohammedans kami akan merasakan ketidakadilan yang sedang dilakukan sekarang. Pemberontakan dan ketidakpuasan akan meningkat, baik di Belanda maupun Indonesia.” []

Penjajah Belanda: Hentikan Khilafah!

[segerabangkit]
Koran-koran Belanda periode 1850-1930 memperjelas rencana pemerintah Belanda tentang apa yang akan dilakukan dalam rangka menangani pemberontakan dan membawa Indonesia kembali di bawah kendali. Sebagai contoh, Belanda membuat rencana aturan dan undang-undang untuk melarang orang-orang Indonesia pergi Haji. Koran Het Nieuws van den Dag menulis pada tahun 1884, “Pada masa lalu, kami memiliki peraturan yang dibuat untuk membatasi perjalanan haji ke Makkah sebisa mungkin.”
Koran-koran itu mengacu pada peraturan Haji tahun 1859, di antaranya para calon jamaah harus memenuhi tuntutan keuangan tertentu; mereka pun harus melapor kepada konsulat Belanda di Jeddah pada saat kedatangan mereka sehingga pemerintah Belanda bisa mengawasi mereka. Namun demikian, keinginan untuk pergi haji tetap kuat di antara orang Indonesia, dan pengaruh motivasi dari para peziarah yang kembali untuk melawan Belanda tetap kuat. Laporan dari koran Het Nieuws van Dag pada tahun 1904 menyebutkan: “Tidak butuh waktu lama atas pengaruh perjalanan ke tempat-tempat yang aneh itu dan apakah itu yang dirasakan menetap sebentar atau lama di Makkah. Gerakan pan-Islam adalah konsekuensinya. Ada suatu masa ketika orang-orang memandang berlebihan pengaruh haji ini. Namun pada hari ini, orang-orang meremehkan mereka (jamaah haji). Karena mereka adalah seperti bahan bakar, yang menjadi berbahaya ketika ada seseorang yang menyalakannya. Pemerintah harus mengawasi hal ini.”
Karena Belanda tidak bisa begitu saja melarang haji—yang pasti itu akan menyebabkan pemberontakan massal di Indonesia—sebagian analis menyarankan pemerintah Belanda untuk memastikan kontrol yang lebih kuat atas mereka yang pergi haji. Koran Nieuws van den Dag pada tahun 1884 menerbitkan sebuah opini yang menyarankan pemerintah Belanda mengirim mata-mata bersama dengan orang-orang yang pergi Haji: “Bukanlah di masjid, atau di langgar benih-benih kebencian keagamaan dan fanatisme sedang ditaburkan, benih-benih itu ditaburkan di desa-desa dan kampung-kampung dan rumah-rumah terpencil dari penduduk pribumi. Itu adalah tempat dimana ibadah haji membuat permainan liciknya. Penduduk Indonesia Eropa yang bisa diandalkan, yang berbicara bahasa Java, Melayu, Soenda atau bahasa Madoera, harus dikirim ke tempat-tempat (Makkah, Madinah) oleh pemerintah sebagai polisi rahasia.”
Tahun 1885 pemerintah Belanda akhirnya mengirimkan seorang orientalis terpentingnya, yakni Christiaan Snouck Hurgronje, ke Makkah untuk memata-matai umat Islam Indonesia untuk mengikuti nasihat ini.
Begitu mereka kembali ke Indonesia, pemerintah Belanda berusaha membatasi pengaruh haji ini. Pada tahun 1889, sebuah opini di surat kabar Algemeen Handelsblad menyarankan pemerintahan kolonial untuk mengkontrol masjid dan madrasah sedemikian rupa sehingga pelajaran-pelajaran yang diajarkan tentang Islam berada di bawah kendali: “Hal ini tidak bisa dipahami. Mereka melihat kejahatan. Mereka memperingatkan tentang hal itu dari berbagai sudut. Namun, mereka tetap tumbuh! Ini telah menjadi sikap pemerintahan kolonial kami selama beberapa tahun terakhir terhadap ajakan untuk memberontak yang berasal dari pan-Islamisme. Mister Van den Berg meyakinkan kita bahwa ceramah-ceramah yang dibacakan di masjid-masjid ‘merupakan ruh paling jahat terhadap kekuasaan Kristen’. Oleh karena itu, kami mempertimbangkan kontrol yang layak atas ide-ide yang sedang diajarkan dan yang merusak aturan hukum kita. Hal ini perlu.”
Rasa takut dan benci atas Islam dan Negara Islam sedemikian kuatnya sehingga pemerintah kolonial Belanda mengambil saran seperti yang satu ini, dan setiap Muslim yang berbicara tentang Khilafah ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara: “Undang-undang bagi pribumi mengancam setiap pemimpin agama dengan kerja rodi mulai dari tiga bulan sampai lima tahun, jika dalam ceramah umum ia mengkritik pemerintah atau menyeru kebencian terhadapnya, atau memotivasi masyarakat untuk melawan atau memberontak.”
Namun, menurut sebagian analis, langkah ini belum cukup. Dalam koran Het Nieuws van den Dag, pemerintah disarankan untuk menjadikan pembicaraan tentang Negara Islam sebagai tindakan pengkhianatan: “Barangsiapa menghidupkan kepada penduduk pribumi gagasan yang sesat yang ada hubungannya dengan Khalifah Turki, pada dasarnya melakukan suatu tindakan pengkhianatan terhadap kekuasaan kami.”
Untuk jelasnya, hukuman yang ditetapkan untuk jenis pengkhianatan ini adalah hukuman mati. Jadi saran apakah yang pemerintah Belanda benar-benar terpanggil, tidak lain membunuh semua orang yang berani berbicara tentang Khilafah.
Siapa saja yang menghidupkan di antara penduduk pribumi gagasan sesat yang ada hubungannya dengan Khalifah Turki, pada dasarnya melakukan tindakan pengkhianatan terhadap kekuasaan kami”. Sebuah opini di Koran Het Nieuws van Dag voor Nederlandsch-Indië, tanggal 10 Juni 1915

Apakah yang pemerintah Belanda dan para pemimpinnya inginkan untuk mencapai opini ini agar semua orang jelas melihatnya. Mereka ingin menghentikan setiap kontak antara Negara Islam Khilafah dan melarang ide Khilafah dari pikiran kaum Muslim Indonesia.[]

Lingkungan Kita adalah Pikiran Kita

[segerabangkit]
Suatu ketika seorang pria menelepon Norman Vincent Peale. Ia tampak sedih.Tidak ada lagi yang dimilikinya dalam hidup ini. Norman mengundang pria itu untuk datang ke kantornya.

“Semuanya telah hilang. Tak ada harapan lagi,” kata pria itu.
“Aku sekarang hidup dalam kegelapan yang amat dalam. Aku telah kehilangan hidup ini”.
Norman Vincent Peale, penulis buku “The Power of Positive Thinking”, tersenyum penuh simpati.


“Mari kita pelajari keadaan anda,” katanya Norman dengan lembut.

Pada selembar kertas ia menggambar sebuah garis lurus dari atas ke bawah tepat di tengah-tengah halaman. Ia menyarankan agar pada kolom kiri pria itu menuliskan apa-apa yang telah hilang dari hidupnya. Sedangkan pada kolom kanan, ia menulis apa-apa yang masih tersisa.

“Kita tak perlu mengisi kolom sebelah kanan,” kata pria itu tetap dalam kesedihan.
“Aku sudah tak punya apa-apa lagi.”
“Lalu kapan kau bercerai dari istrimu?” tanya Norman.
“Hei, apa maksudmu? Aku tidak bercerai dari istriku. Ia amat mencintaiku!”
“Kalau begitu bagus sekali,” sahut Norman penuh antusias.
“Mari kita catat itu sebagai nomor satu di kolom sebelah kanan “Istri yang amat mencintai”.
“Nah, sekarang kapan anakmu itu masuk penjara?”
“Anda ini konyol sekali. Tak ada anakku yang masuk penjara!”
“Bagus! Itu nomor dua untuk kolom sebelah kanan “Anak-anak tidak berada dalam penjara.” kata Norman sambil menuliskannya di atas kertas tadi.

Setelah beberapa pertanyaan dengan nada yang serupa, akhirnya pria itu menangkap apa maksud Norman dan tertawa pada diri sendiri.

“Menggelikan sekali. Betapa segala sesuatunya berubah ketika kita berpikir dengan cara seperti itu,” katanya.

Kata orang bijak, bagi hati yang sedih lagu yang riang pun terdengar memilukan. Sedangkan orang bijak lain berkata, sekali pikiran negatif terlintas di pikiran, duniapun akan terjungkir balik. Maka mulailah hari dengan selalu berfikir positif.

Tuliskanlah hal-hal positif yang Kita pernah dan sedang miliki dalam hidup ini, bebaskan pikiran-pikiran kita dari hal-hal negatif yang hanya akan menyedot energi negatif dari luar diri kita. Dengan berfikir positif kehidupan ini akan terasa amat indah dan tidaklah sekejam yang kita bayangkan. Objek-objek yang berada di sekitar kita akan sangatlah tergantung dari bagaimana cara kita memandang dan mempersepsikannya. Lingkungan Kita adalah Pikiran Kita. Lingkungan akan berbuat positif kepada Kita jika Kita mempersepsikannya baik, sebaliknya Lingkungan akan berbuat negatif kepada kita ketika kita mempersepsikan sebaliknya.

[Kisah Inspiratif] Elang dan Kalkun

[segerabangkit]
Konon di satu saat yang telah lama berlalu, Elang dan Kalkun adalahburung yang menjadi teman yang baik. Dimanapun mereka berada, keduateman selalu pergi bersama-sama. Tidak aneh bagi manusia untuk melihatElang dan Kalkun terbang bersebelahan melintasi udara bebas.

Satuhari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara pada Elang, “Mari kitaturun dan mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Perut saya sudahkeroncongan nih!”. Elang membalas, “Kedengarannya ide yang bagus”.

Jadikedua burung melayang turun ke bumi, melihat beberapa binatang lainsedang makan dan memutuskan bergabung dengan mereka. Mereka mendaratdekat dengan seekor Sapi. Sapi ini tengah sibuk makan jagung,namunsewaktu memperhatikan bahwa ada Elang dan Kalkun sedang berdiri dekatdengannya, Sapi berkata, “Selamat datang, silakan cicipi jagung manisini”.

Ajakan ini membuat kedua burung ini terkejut. Mereka tidakbiasa jika ada binatang lain berbagi soal makanan mereka denganmudahnya. Elang bertanya, “Mengapa kamu bersedia membagikan jagungmilikmu bagi kami?”. Sapi menjawab, “Oh, kami punya banyak makanandisini. Tuan Petani memberikan bagi kami apapun yang kami inginkan”.Dengan undangan itu, Elang dan Kalkun menjadi terkejut dan menelanludah. Sebelum selesai, Kalkun menanyakan lebih jauh tentang TuanPetani.

Sapi menjawab, “Yah, dia menumbuhkan sendiri semuamakanan kami. Kami sama sekali tidak perlu bekerja untuk makanan”.Kalkun tambah bingung, “Maksud kamu, Tuan Petani itu memberikan padamusemua yang ingin kamu makan?”. Sapi menjawab, “Tepat sekali!. Tidakhanya itu, dia juga memberikan pada kami tempat untuk tinggal.” Elangdan Kalkun menjadi syok berat!. Mereka belum pernah mendengar halseperti ini. Mereka selalu harus mencari makanan dan bekerja untukmencari naungan.

Ketika datang waktunya untuk meninggalkan tempatitu, Kalkun dan Elang mulai berdiskusi lagi tentang situasi ini. Kalkunberkata pada Elang, “Mungkin kita harus tinggal di sini. Kita bisamendapatkan semua makanan yang kita inginkan tanpa perlu bekerja. Dangudang yang disana cocok dijadikan sarang seperti yang telah pernahbangun. Disamping itu saya telah lelah bila harus selalu bekerja untukdapat hidup.”

Elang juga goyah dengan pengalaman ini, “Saya tidaktahu tentang semua ini. Kedengarannya terlalu baik untuk diterima. Sayamenemukan semua ini sulit untuk dipercaya bahwa ada pihak yang mendapatsesuatu tanpa mbalan. Disamping itu saya lebih suka terbang tinggi danbebas mengarungi langit luas. Dan bekerja untuk menyediakan makanan dantempat bernaung tidaklah terlalu buruk. Pada kenyataannya, sayamenemukan hal itu sebagai tantangan menarik”.

Akhirnya, Kalkunmemikirkan semuanya dan memutuskan untuk menetap dimana ada makanangratis dan juga naungan. Namun Elang memutuskan bahwa ia amat mencintaikemerdekaannya dibanding menyerahkannya begitu saja. Ia menikmatitantangan rutin yang membuatnya hidup. Jadi setelah mengucapkan selamatberpisah untuk teman lamanya Si Kalkun, Elang menetapkan penerbanganuntuk petualangan baru yang ia tidak ketahui bagaimana ke depannya.

Semuanyaberjalan baik bagi Si Kalkun. Dia makan semua yang ia inginkan. Diatidak pernah bekerja. Dia bertumbuh menjadi burung gemuk dan malas.Namun suatu hari dia mendengar istri Tuan Petani menyebutkan bahwa Hariraya Thanks giving akan datang beberapa hari lagi dan alangkah indahnyajika ada hidangan Kalkun panggang untuk makan malam. Mendengar hal itu,Si Kalkun memutuskan sudah waktunya untuk pergi dari pertanian itu danbergabung kembali dengan teman baiknya, si Elang.

Namun ketikadia berusaha untuk terbang, dia menemukan bahwa ia telah tumbuh terlalugemuk dan malas. Bukannya dapat terbang, dia justru hanya bisamengepak-ngepakkan sayapnya. Akhirnya di Hari Thanks giving keluargaTuan Petani duduk bersama menghadapi panggang daging Kalkun besar yangsedap.

Ketika anda menyerah pada tantangan hidup dalam pencariankeamanan, anda mungkin sedang menyerahkan kemerdekaan anda…Dan Andaakan menyesalinya setelah segalanya berlalu dan tidak ada KESEMPATANlagi…

Seperti pepatah kuno “selalu ada keju gratis dalam perangkap tikus”.

[Kisah Inspiratif] Jadilah Pelita

[segerabangkit]
Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita.

Orang buta itu terbahak berkata: “Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok.”

Dengan lembut sahabatnya menjawab, “Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu.”

Akhirnyaorang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak berapa lama,dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta.

Dalam kagetnya, ia mengomel, “Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buat orang buta dong!”

Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.
Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta.

Kali ini si buta bertambah marah, “Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!”

Pejalan itu menukas, “Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!”
Si buta tertegun..

Menyadarisituasi itu, penabraknya meminta maaf, “Oh, maaf, sayalah yang ‘buta’,saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta.”

Si buta tersipu menjawab, “Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya.”
Dengantulus, si penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang dibawa sibuta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.

Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta kita.
Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun, “Maaf, apakah pelita saya padam?”

Penabraknya menjawab, “Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama.”
Senyap sejenak.
secara berbarengan mereka bertanya, “Apakah Anda orang buta?”
Secara serempak pun mereka menjawab, “Iya.,” sembari meledak dalam tawa.
Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan.

Padawaktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris saja iamenubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut. Ia punberlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta.

Timbulpikiran dalam benak orang ini, “Rasanya saya perlu membawa pelita juga,jadi saya bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga bisaikut melihat jalan mereka.”

Pelita melambangkan terangkebijaksanaan. Membawa pelita berarti menjalankan kebijaksanaan dalamhidup. Pelita, sama halnya dengan kebijaksanaan, melindungi kita danpihak lain dari berbagai aral rintangan (tabrakan!).

Si butapertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin, keangkuhan,kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang lain,tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinyasendiri. Dalam perjalanan “pulang”, ia belajar menjadi bijak melaluiperistiwa demi peristiwa yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah hatikarena menyadari kebutaannya dan dengan adanya belas kasih dari pihaklain. Ia juga belajar menjadi pemaaf.

Penabrak pertama mewakiliorang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran, yang kurang peduli.Kadang, mereka memilih untuk “membuta” walaupun mereka bisa melihat.
Penabrakkedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yangsebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja.Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang maujadi buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu.

Orangbuta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan kita.Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihatpelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulahpentingnya untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakinbijaksana.

Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya memiliki pelita kebijaksanaan.

Sudahkahkita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah, apakahnyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH PELITA, bagidiri kita sendiri dan sekitar kita.

Sebuah pepatah berusia 25abad mengatakan: Sejuta pelita dapat dinyalakan dari sebuah pelita, dannyala pelita pertama tidak akan meredup. Pelita kebijaksanaan pun, takkan pernah habis terbagi.

Bila mata tanpa penghalang, hasilnyaadalah penglihatan. Jika telinga tanpa penghalang, hasilnya adalahpendengaran. Hidung yang tanpa penghalang membuahkan penciuman. Fikiranyang tanpa penghalang hasilnya adalah kebijaksanaan.

Surah Al Anfaal 25 dan Hadits Safinah tentang BICS

[segerabangkit]
Syahdan, tersebutlah sebuah kisah nyata yang terjadi pada sebuah proyek pembangunan sebuah pabrik yang berlokasi di Arasoe tidak jauh dari sebelah selatan Watampone ibu kota kabupaten dengan nama yang sama. Pada waktu terjadinya kisah ini jalan raya belum mulus beraspal, melainkan masih berlubang-lubang. Dan bila musin hujan, kerbau mempunyai fasilitas untuk berkubang di dalamnya. Sudah hal yang lumrah, oto yang bermuatan lebih akan mengalami patah pegas.

Dan itulah yang menimpa nasib kendaraan proyek yang akan ke ibu kota. Fasalnya ialah kendaraan beroda empat itu selamanya melebihi jumlah yang tercantum dalam (S)urat (P)erintah (J)alan, oleh karena selalu dicegat oleh ibu-ibu para isteri staf pegawai proyek. Dan tentu saja sang sopir tidak berani melarang nyonya-nyonya itu untuk naik. Perlu dijelaskan bahwa di lokasi proyek/pabrik telah lebih dahulu dibangun perumahan yang memadai bagi para pegawai staf proyek, sehingga mereka dapat memboyong anak isterinya ke lokasi.

Saya sebagai dosen mata ajaran management Fakultas Teknik Unhas diperbantukan di proyek itu untuk menanggulangi peralatan mesin-mesin yang terbengkalai, agar tidak menjadi besi tua. Fasalnya adalah proyek itu di bangun pada zaman Orde Lama yang waktu itu banting stir ke kiri. Setelah pemberontakan komunis Gestapu, terbengkalailah hubungan dengan negara tempat asal peralatan proyek itu. 

Maka peralatan mesin-mesin itu terancam menjadi besi tua. Saya berdyukur mendapat kesempatan untuk mempratekkan management Islami di lapangan. Saya sarankan kepada Ir Abd Rasyid yang kepala proyek untuk mengatasi masalah kelebihan muatan, akibat keterlibatan nyonya-nyonya yang akan pergi shopping itu di ibu kota kabupaten. 

Saran saya supaya diterapkan S. Al Anfaal 25 dengan ilustrasi Hadits safinah. Sudah tentu kepala proyek tidak mengerti saran itu. Maka saya informasikan sebagai berikut. 

Surah Al Anfaal 25 berbunyi demikian: Wattaquw fitnatan laa tushiebanna-lladziena zhalamuw minkum chaashshah, artinya peliharalah dirimu dari bencana yang ditimpakan tidak hanya khusus kepada orang-orang yang zalim di antara kamu sekalian. 

Adapun ilustrasinya seperti yang disabdakan Nabi Muhammad SAW dalam Hadits mengenai safinah (kapal atau perahu) adalah seperti berikut: 

Nabi mengibaratkan kita ini menumpang sebuah kapal dengan tempatnya masing-masing. Ada di geladak, ada di ruang bawah. Apabila yang di bagian ruang bawah ingin mendapatkan air haruslah menempuh tata-cara yang sudah digariskan. Naik dahulu ke geladak, kemudian menimba air, lalu turun lagi ke bawah di tempatnya semula. Apabila yang bersangkutan ingin cepat mendapatkan air, yang dikiranya itu adalah akselerasi modernisasi, ia akan menempuh terobosan baru. Dengan melubangi dinding kapal, ia serta merta akan mendapatkan air, tanpa susah-susah mengikuti posedur yang dilazimkan. Apabila ada seorang penumpang lain memegang tangan orang itu sebelum sempat membuat lubang, maka demikian sabda Nabi, si pencegah ini telah bertindak menyelamatkan dirinya, menyelamatkan si pembuat terobosan baru, bahkan telah menyelamatkan seluruh penumpang dan isi kapal dari bencana terkubur di dalam laut. 

Demikianlah ilustrasi menurut Hadits safinah tersebut. Setelah mendengarkan informasi itu, serta merta Ir Abd.Rasyid berucap, oh itukan Built In Control System. Maka diterapkanlah prinsip BICS itu. Dibuatlah ketentuan, apabila sopir melihat interfensi nyonya-nyonya yang akan menyebabkan muatan melebihi seperti yang tercantum di atas SPJ, sopir dengan segera mengembalikan oto ke garage. Uang jalan sopir tetap dibayarkan walaupun tidak jadi berangkat. Jadi sopir yang tidak berani melarang itu tidak usah melarang. Kembali ke garage berarti mendapatkan tambahan upah tanpa pergi meninggalkan lokasi. Enak buat sopir.Apa yang terjadi sesudah itu? Penumpang-penumpang yang sah menurut SPJ dengan serentak dan serempak melarang penumpang-penumpang yang tidak sah ikut naik. "Maaf ibu-ibu silakan jangan naik, sebab kalau ibu-ibu berpartisipasi naik ke oto, kami ini tidak jadi berangkat." 

Maka terjadilah BICS, karena semua penumpang merasa berkepentingan melakukan aksi kontrol, berhubung menyangkut kepentingan diri mereka masing-masing. Maka demikianlah adanya. S. Al Anfaal 25 dengan ilustrasinya Hadits safinah terasa lebih asing bagi kebanyakan ummat Islam ketimbang BICS. Artinya milik sendiri kurang banyak dikenal ketimbang milik yang dipinjam dari orang lain. WaLlahu a'lamu bisshawab.

[H.Muh.Nur Abdurrahman]

Cara mengatasi Message Error 0×81000203 Pada System Restore Windows 7

[segerabangkit]
Sesuaijudul di atas pada artikel kali ini yaitu bagaimana menghilangkanmessage error 0×81000203 pada saat ingin menggunakan fitur systemrestore di OS Windows 7. Karena memang sistem restore di Windows 7tentu sistem kerja yang ada didalamnya berbeda, sehingga kemungkinanerror juga masih tetap ada. Oke, tidak usah berpanjang lebar lagi, jikapada saat anda ingin menggunakan sistem restore point pada Windows 7kemudian muncul pesan Error 0×81000203, maka silahkan dicoba tutorialberikut, siapa tau bisa memperbaiki error tersebut.



Cara mengatasinya, silahkan coba dengan langkah sebagai berikut :
  1. klik start -> ketik services.msc
  2. cari services microsoft shadow copy provider,klik start services…
  3. Kalau sudah, coba double klik microsoft shadow copy providernya, set startupnya ke automatic…
Jika cara diatas tidak berhasil, silahkan coba cara alternatif dibawah ini :
Yangakan kita lakukan dibawah ini adalah melakukan perubahan pada regsitry,jadi sebelum dijalankan, silahkan bacup dulu registry anda, biar jikananti terjadi masalah ditengah-tengah bisa dengan mudah mengembalikanke posisi dimana sistem registry masih bekerja dengan normal.
  1. Klik Start,ketik regedit pada search box dan tekan enter.
  2. Cari dan masuk ke alamat registry : HKEY_LOCAL_MACHINESYSTEMCurrentControlSetservic esswprvParameters
    Catatan : Jika Key Parameters pada registry hilang, ikuti step di bawah ini :
    • Klik kanan registry key swprv->pilih New -> kemudian Key, ketik Parameters Enter.
    • Padasaat Parameters registry key terpilih, pastikan value/nilai ServiceDllregistry memiliki nilai sebagai berikut: %Systemroot%System32swprv.dll
    Catatan : Jika value/nilai ServiceDll registry hilang atau tidak ada, ikuti step di bawah ini :
    • Klik kanan registry key Parameters,pilih New dan pilih Expandable String Value.
    • Untuk Value Name,ketik ServiceDll dan tekan Enter.
    • Double klik registry key ServiceDll,pada Value Data box, ketik %Systemroot%System32swprv.dll kemudian OK.
    • Close Registry Editor
    • Lakukan Operasi Backup/Restore untuk memastikan masalah sudah solved
Perubahanregistry biasanya membutuhkan proses restart untuk bisa mendapatkanefeknya. Silahkan restart komputer anda, kemudian silahkan coba lagiuntuk melakukan operasi bacup/restore pada windows 7 anda untukmengetahui apakah permasalah sistem restrore sudah bisa ditangani ataubelum
Demikian sharing yang bisa sobatpc.com berikan kali ini, semoga bisa bermanfaat bagi pengunjung semua. Terima kasih.

Sumber : http://www.kaskus.us/showpost.php?p=532166898&postcount=8941

Masuknya Islam Melalui Khilafah

[Segera Bangkit]
Islammasuk ke Indonesia pada abad 7M (abad 1H), jauh sebelum penjajahdatang. Islam terus berkembang dan mempengaruhi situasi politik ketikaitu. Berdirilah kesultanan-kesultanan Islam seperti di Sumaterasetidaknya diwakili oleh institusi kesultanan Peureulak (didirikan pada1 Muharram 225H atau 12 November tahun 839M), Samudera Pasai, AcehDarussalam, Palembang; Ternate, Tidore dan Bacan di Maluku (Islam masukke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440); Kesultanan Sambas,Pontianak, Banjar, Pasir, Bulungan, Tanjungpura, Mempawah, Sintang danKutai di Kalimantan. Adapun kesultanan di Jawa antara lain: kesultananDemak, Pajang, Cirebon dan Banten. Di Sulawesi, Islam diterapkan dalaminstitusi kerajaan Gowa dan Tallo, Bone, Wajo, Soppeng dan Luwu.Sementara di Nusa Tenggara penerapan Islam di sana dilaksanakan dalaminstitusi kesultanan Bima. Setelah Islam berkembang dan menjelmamenjadi sebuah institusi maka hukum-hukum Islam diterapkan secaramenyeluruh dan sistemik dalam kesultanan-kesultanan tersebut.



Institusi politik yang ada di Nusantara ini kelihatan memiliki hubungandengan Khilafah Islamiyah. Diantara yang menunjukkan hal ini adalahsaat Islam masuk ke Indonesia diantara para pengemban dakwahnyamerupakan utusan langsung yang dikirim oleh khalifah melalui walinya.Misalnya, pada tahun 808H/1404M pertama kali para ulama utusan SultanMuhammad I (juga dikenal sebagai Sultan Muhammad Jalabi atau Celebidari Kesultanan Utsmani) ke pulau Jawa (dan kelak dikenal dengan namaWalisongo). Setiap periode ada utusan yang tetap dan ada pula yangdiganti. Pengiriman ini dilakukan selama lima periode.

Sunan Maulana Malik Ibrahim (baca Sejarah Wali Songo

Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim ahli tata pemerintahan negara dari Turki, Maulana Ishaq dari Samarqand yang dikenal dengan nama Syekh Awwalul Islam, Maulana Ahmad Jumadil Kubra dari Mesir, Maulana Muhammad al-Maghrabi dari Maroko, Maulana Malik Israil dari Turki, Maulana Hasanuddin dari Palestina, Maulana Aliyuddin dari Palestina, dan Syekh Subakir dari Persia. Sebelum ke tanah Jawa, umumnya mereka singgah dulu di Pasai.

Adalah Sultan Zainal Abidin Bahiyan Syah penguasa Samudra Pasai antara tahun 1349-1406 M yang mengantar Maulana Malik Ibrahim danMaulana Ishaq ke Tanah Jawa. Pada periode berikutnya, antara tahun1421-1436 M datang tiga da’i ulama ke Jawa menggantikan da’i yangwafat. Mereka adalah Sayyid Ali Rahmatullah putra Syaikh Ibrahim dariSamarkand (yang dikenal dengan Ibrahim Asmarakandi) dari ibu Putri RajaCampa-Kamboja (Sunan Ampel), Sayyid Ja’far Shadiq dari Palestina (SunanKudus), dan Syarif Hidayatullah dari Palestina cucu Raja SiliwangiPajajaran (Sunan Gunung Jati). Mulai tahun 1463M makin banyak da’iulama keturunan Jawa yang menggantikan da’i yang wafat atau pindahtugas. Mereka adalah Raden Paku (Sunan Giri) putra Maulana Ishaq denganDewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu, Raja Blambangan; Raden Said(Sunan Kalijaga) putra Adipati Wilatikta Bupati Tuban; Raden MakdumIbrahim (Sunan Bonang); dan Raden Qasim Dua (Sunan Drajad) putra SunanAmpel dengan Dewi Condrowati, putri Prabu Kertabumi Raja Majapahit.Banyaknya gelar Raden yang berasal dari kata Rahadian yang berartiTuanku di kalangan para wali, menunjukkan bahwa dakwah Islam sudahterbina dengan subur di kalangan elit penguasa Kerajaan Majapahit.Sehingga terbentuknya sebuah kesultanan tinggal tunggu waktu.

Hubungan tersebut juga nampak antara Aceh dengan Khilafah Utsmaniyah.Bernard Lewis menyebutkan bahwa pada tahun 1563M, penguasa Muslim diAceh mengirim seorang utusan ke Istambul untuk meminta bantuan melawanPortugis sambil meyakinkan bahwa sejumlah raja di kawasan tersebuttelah bersedia masuk agama Islam jika kekhalifahan Utsmaniyah maumenolong mereka. Saat itu kekhalifahan Utsmaniyah sedang disibukkandengan berbagai masalah yang mendesak, yaitu pengepungan Malta danSzigetvar di Hungaria, dan kematian Sultan Sulaiman Agung. Setelahtertunda selama dua bulan, mereka akhirnya membentuk sebuah armada yangterdiri dari 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya yang mengangkutpersenjataan dan persediaan untuk membantu masyarakat Aceh yangterkepung. Namun, sebagian besar kapal tersebut tidak pernah tiba diAceh. Banyak dari kapal-kapal tersebut dialihkan untuk tugas yang lebihmendesak yaitu memulihkan dan memperluas kekuasaan Utsmaniyah di Yaman.Ada satu atau dua kapal yang tiba di Aceh. Kapal-kapal tersebut selainmembawa pembuat senjata, penembak, dan teknisi juga membawa senjata danperalatan perang lainnya, yang langsung digunakan oleh penguasasetempat untuk mengusir Portugis. Peristiwa ini dapat diketahui dalamberbagai arsip dokumen negara Turki.

Hubungan ini nampak pula dalam penganugerahan gelar-gelar kehormatandiantaranya Abdul Qadir dari Kesultanan Banten misalnya, tahun 1048 H(1638 M) dianugerahi gelar Sultan Abulmafakir Mahmud Abdul Kadir olehSyarif Zaid, Syarif Mekkah saat itu. Demikian pula Pangeran Rangsangdari Kesultanan Mataram memperoleh gelar Sultan dari Syarif Mekah tahun1051 H (1641 M ) dengan gelar Sultan Abdullah Muhammad MaulanaMatarami. Pada tahun 1638 M, sultan Abdul Kadir Banten berhasilmengirim utusan membawa misi menghadap syarif Zaid di Mekah. Hasil misike Mekah ini sangat sukses, sehingga dapat dikatakan kesultanan Bantensejak awal memang meganggap dirinya sebagai kerajaan Islam, dantentunya termasuk Dar al-Islam yang ada di bawah kepemimpinan KhalifahTurki Utsmani di Istanbul. Sultan Ageng Tirtayasa mendapat gelar sultandari Syarif mekah.

Hubungan erat ini nampak juga dalam bantuan militer yang diberikan olehKhilafah Islamiyah. Dalam Bustanus Salatin karangan Nuruddin ar-Raniridisebutkan bahwa kesultanan Aceh telah menerima bantuan militer berupasenjata disertai instruktur yang mengajari cara pemakaiannya dariKhilafah Turki Utsmani (1300-1922). Tahun 1652 kesultanan Aceh mengirimutusan ke Khilafah Turki Utsmani untuk meminta bantuan meriam. KhilafahTurki Utsmani mengirim 500 orang pasukan orang Turki beserta sejumlahbesar alat tembak (meriam) dan amunisi. Tahun 1567, Sultan Salim IImengirim sebuah armada ke Sumatera, meski armada itu lalu dialihkan keYaman. Bahkan Snouck Hourgroye menyatakan, “Di Kota Makkah inilahterletak jantung kehidupan agama kepulauan Nusantara, yang setiap detikselalu memompakan darah segar ke seluruh penduduk Muslimin diIndonesia.” Bahkan pada akhir abad 20, Konsul Turki di Bataviamembagi-bagikan al-Quran atas nama Sultan Turki. Di istambul jugadicetak tafsir al-Quran berbahasa melayu karangan Abdur Rauf Sinkiliyang pada halaman depannya tertera “dicetak oleh Sultan Turki, rajaseluruh orang Islam”. Sultan Turki juga memberikan beasiswa kepadaempat orang anak keturunan Arab di Batavia untuk bersekolah di Turki.Pada masa itu, yang disebut-sebut Sultan Turki tidak lain adalahKhalifah, pemimpin Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki. Selainitu, Snouck Hurgrounye sebagaimana dikutip oleh Deliar Noermengungkapkan bahwa rakyat kebanyakan pada umumnya di Indonesia,terutama mereka yang tinggal di pelosok-pelosok yang jauh di penjurutanah air, melihat stambol [Istambul, kedudukan Khalifah Usmaniyah]masih senantiasa sebagai kedudukan seorang raja semua orang mukmin yangkekuasaannya mungkin agaknya untuk sementara berkurang oleh adanyakekuasaan orang-orang kafir, tetapi masih dan tetap [dipandang] sebagairaja dari segala raja di dunia. Mereka juga berpikir bahwa“sultan-sultan yang belum beragama mesti tunduk dan memberikanpenghormatannya kepada khalifah.” Demikianlah, dapat dikatakan bahwaIslam berkembang di Indonesia dengan adanya hubungan dengan KhilafahTurki Utsmani.

Dengan demikian, keterkaitan Nusantara sebagai bagian dari Khilafah,baik saat Khilafah Abbasiyah Mesir dan Khilafah Utsmaniyah telah nampakjelas pada pengangkatan Meurah Silu menjadi Sultan Malikussaleh diKesultanan Samudra-Pasai Darussalam oleh Utusan Syarif Mekkah, danpengangkatan Sultan Abdul Kadir dari Kesultanan Banten dan Sultan Agungdari Kesultanan Mataram oleh Syarif Mekkah. Dengan mengacu pada formatsistem kehilafahan saat itu, Syarif Mekkah adalah Gubernur (wali) padamasa Khilafah Abbasiyah dan Khilafah Utsmaniyah untuk kawasan Hijaz.Jadi, wali yang berkedudukan di Mekkah bukan semata penganugerahangelar melainkan pengukuhannya sebagai sultan. Sebab, sultan artinyapenguasa. Karenanya, penganugerahan gelar sultan oleh wali lebihmerupakan pengukuhan sebagai penguasa Islam. Sementara itu, kelihatanAceh memiliki hubungan langsung dengan pusat khilafah Utsmaniyah diTurki.

Pergumulan Islam Politik
Dalam masa penjajahan, Belanda terus menguras kekayaanIndonesia. Dengan menggunakan dalih memajukan pribumi, Belandamendeklarasikan politik etis atau politik balas budi. Pada 17 September1901, Ratu Wilhelmina menetapkan kebijakan politik etis, yang meliputi:(1) irigasi (pengairan), (2) emigrasi, dan (3) pengajaran danpendidikan (edukasi). Namun, dalam prakteknya mereka menggunakan semuaitu untuk kepentingan mereka sendiri. Pemerintah Belanda membangunirigasi untuk perkebunan-perkebunan Belanda, dan emigrasi dilakukandengan memindahkan penduduk ke daerah perkebunan Belanda untukdijadikan pekerja rodi. Sementara, dengan edukasi mereka mendidikkalangan priyayi hingga memiliki budaya Belanda dan menjadi kaki tanganBelanda dalam memerintah rakyat. Menarik komentar seorang Belanda, VanKol, “Sesungguhnya tidak ada apa yang disebut politik etis di tanahjajahan, karena tujuan politik colonial ialah eksploitasi bangsa yangterbelakang, walaupun tujuan yang sebenarnya sering disembunyikan dibelakang kata-kata indah”.

Selain menjadikan kalangan priyayi terdidik sebagai kaki tangannya,Belanda melakukan depolitisasi melalui Snouck Horgoronye. Salah satulangkah penting yang dilakukannya adalah infiltrasi pemikiran danpolitik melalui Snouck Hurgronye. Dia menyatakan dengan tegas bahwamusuh kolonialisme bukanlah Islam sebagai agama melainkan Islam sebagaidoktrin politik. Dalam prakteknya Belanda melakukan: (1) memberanguspolitik dan institusi politik/pemerintahan Islam dan menghapuskesultanan Islam, (2) Soft power, yakni dengan menyebar para orientalisyang dipelihara oleh pemerintah penjajah. Pemerintah Belanda membuatKantoor voor Inlandsche zaken yang lebih terkenal dengan kantor agama(penasehat pemerintah dalam masalah pribumi).

Pertarungan Islam dengan sekuler terus berlanjut. Pada tanggal 16 Oktober 1905 berdirilah Sarekat Islam,bergerak secara nasional dan beranggotakan berbagai kalangan rakyat.Inilah mestinya tonggak kebangkitan Indonesia. Tapi, yang kinidisebut-sebut sebagai tonggak kebangkitan Indonesia justru Budi Utomoyang berdiri 1908. Padahal, semestinya adalah Sarekat Islam. Sebab,Budi Utomo digerakkan oleh para didikan Belanda dan bergerak hanya diJawa, Madura, dan Bali. Begitu juga, KH Ahmad Dahlan mendirikanMuhammadiyah tahun 1912 dengan melakukan gerakan sosial dan pendidikandengan basis Islam. Sementara Taman Siswa dengan basis sekulerdidirikan Ki Hajar Dewantara pada 1922. Sejatinya, KH Ahmad Dahlanlahsebagai bapak pendidikan bukan Ki Hajar Dewantara seperti saatsekarang. Semua ini memberikan gambaran pertarungan Islam dengansekulerisme untuk mengarahkan Indonesia terus terjadi.

Perjuanganterus berlanjut hingga menjelang kemerdekaan. Terjadilah perdebatansengit antara pejuang Islam yang menghendaki negara Islam dengankalangan sekuler yang menolak penyatuan agama dengan negara. Ringkascerita, yang terjadi adalah kompromi dengan lahirnya Piagam Jakarta 22Juni 1945 yang menyebutkan bahwa negara dibentuk berdasar kepada, ”Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”Sekalipun demikian, Ki Bagus Hadikusumo, pemimpin Muhammadiyah,menegaskan beliau tidak menyetujui rumusan tersebut. Kata-kata ’bagipemeluk-pemeluknya’ harus dihapus. Cukup, ’dengan kewajiban menjalankansyariat Islam’. Diproklamasikanlah kemerdekaan Indonesia pada 17Agustus 1945.

Ternyata, usianya hanya 1 hari. Sebab, pada 18 Agustus 1945 tujuh kata’dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya’dalam Piagam Jakarta dicoret oleh Panitia Persiapan KemerdekaanIndonesia. Kejadian yang menyolok mata ini, dirasakan umat Islamsebagai suatu permainan sulap yang diliputi kabut rahasia.

Pada masa Soekarno, Islam dipinggirkan. Bahkan, Indonesia hendak diarahkan menjadi Nasakom (nasionalisme, agama dan komunisme).Isu syariat Islam dibungkam. Partai Masyumi yang gigih menyuarakanIslam dipaksa membubarkan diri oleh Presiden Soekarno, pada akhir tahun1960 melalui Keppres Nomor 200/1960 tanggal 15 Agustus 1960. Di benakorang Masyumi kala itu Soekarno adalah diktator bagi umat Islam. Dalambukunya berjudul Sarinah, Soekarno menyatakan kekagumannya kepada MustaKamal yang menerapkan sekulerisme di Turki.

Rezim berganti. Pada masa Soeharto, dibuatlah CSIS (Center forStrategic and International Studies) sebagai lembaga kajian dalammerumuskan dan memback-up konsep-konsep pembangunan Orde Baru denganberbagai rekayasanya. Islam disebut ekstrim kanan. Partai-partai Islamberfusi dengan tekanan penguasa ke dalam Partai Persatuan Pembangunan.Pancasila dijadikan satu-satunya ideologi bagi semua kekuatan politikdan UUD 1945 menjadi landasan operasionalnya dengan tafsiran ala OrdeBaru. Menurut pentolan Orde Baru Ali Moertopo, Ketuhanan Yang Maha Esasebagai sila pertama Pancasila, bukanlah tuhan sebagaimana dipahamiagama, melainkan tuhan dalam makna politik. Siapapun yang tegas-tegasmenyuarakan Islam dituduh melawan Pancasila, subversif dan dipandangmusuh negara. Sekulerisme terus menggempur Islam.

Peta Pergerakan Politik
Kekuatan politik di Indonesia  pada dasarnya dibagi menjadi beberapa kelompok :

Kelompok Pro Status Quo
Penguasa (Presiden & Wakil presiden), adalah kelompok yang secarakonstitusi telah mendapatkan kekuasaan dari rakyat melalui pemilutermasuk kelompok yang berada di lingkaran kekuasaan langsung (anggotakabinet), yang tentu loyal kepada presiden dan wapres yang telahmenunjuknya. Kelompok ini terdiri atas seluruh parpol utamanya: PartaiDemokrat, Partai Golkar, PKS dan PBB. Namun demikian tidak seluruhunsur partai memiliki loyalitas yang solid, baik secara personal maupunelemen partai. Misalnya pada PAN dan PKB serta PKS dan PBB

Kelompok pragmatis, adalah kelompok yang terlibat dalam lingkarankekuasaan karena kemampuan atau pengaruhnya. Kelompok ini saat inimenduduki jabatan-jabatan birokrasi di departemen, BUMN dan TNI Polriyang karena pengangkatannya memungkinkan Presiden dan Wapres punyaperan dan pengaruh. Termasuk dalam kelompok ini adalah paraintelektual, LSM, ormas dan media massa yang telah diuntungkan olehkekuasaan.

Kelompok Oposisi
a. Kelompok Oposisi Penguasa, adalah kelompok yang secara konstitusikalah dalam pemilu, yakni utamanya PDIP dan para politisi kritisseperti Drajad Wibowo dsb. Kelompok ini secara konstitusi sesungguhnyajuga ikut terlibat dalam pengambilan keputusan melalui kewenangannyadalam parlemen. Sikap oposisional kelompok ini lebih karena doronganrivalitas politik, bukan karena idealisme tertentu mengingat hal-halyang dikritisi juga dilakukan di masa Megawati jadi presiden. Karenanyamengharapkan kesungguhan dari kelompok ini akan sia-sia.

b. Kelompok Sosialis Nasionalis, adalah kelompok di tengah masyarakatyang dalam perjuangannya diikat oleh ikatan ideologi SosialisNasionalis. Jargon yang diusung adalah “anti penjajahan, antikapitalisme, anti liberalisme, anti intervensi asing.” Diantaranya,sejumlah LSM atau gerakan kiri seperti Jarkot, Forkot dan KelompokKajian seperti Prodem atau Indemo. Kelompok sosialis nasionalis umumnyamemiliki militansi yang cukup handal (khususnya utk lavel kaderlapangannya), rela berkorban, rela diperintah, sehingga untuk mendobrakkebekuan di masyarakat kelompok ini memiliki daya dobrak yang cukupkuat.

Kelompok Islam
a. Kelompok Islam Ideologis adalah kelompok yang secara konsistenberpegang teguh kepada ideologi (fikrah & thariqah) Islamsebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Kelompok Islam ideologismemiliki garis perjuangan yang konsisten, dengan menyiapkan kader yangakan menjadi pembela & penegak Islam. Dinamika politik (arusperubahan) yang berkembang di masyarakat dijadikan sebagai momen untukmenyadarkan umat. Kelompok ini secara riil berada di tengah-tengahmasyarakat, baik dalam kelompok ormas, jama’ah dakwah, maupun personal.Kelompok ini menjadi kelompok yang akan sangat menentukan di masa yangakan datang.

b. Kelompok Islam Pragmatis adalah kelompok Islam dan atau tokoh Islamdi masyarakat yang tidak memiliki garis perjuangan yang jelas. Kelompokdan tokoh Islam ini sangat mudah terpengaruh kepentingan atas dasarpragmatis, baik materi maupun kepentingan lainnya. Kelompok ini meskimemiliki semangat Islam tapi tidak didasarkan pada kesadaran ideologiyang kuat. Dalam pertarungan politik cenderung mengambil jalan selamatkarena yang penting buat mereka adalah bahwa kepentingan mereka(parpol, ormas, pesantren atau pribadi) tetap terjaga. Dengan tabiatyang seperti ini, bisa terjadi mereka berubah menjadi sangat mendukungperjuangan Islam ideologis bila perjuangan itu sangat prospektif yangnyatanya didukung oleh kekuatan politik signifikan. Tapi sebaliknyapada kadar tertentu, kelompok semacam ini bisa berbahaya, karena secaralahiriyah tampak mewakili kaum muslimin tetapi pada hakekatnya berjuanguntuk diri mereka sendiri

Ringkasan Tata Cara Shalat Khusuf (Gerhana Bulan)

[Segera Bangkit]
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.

Pada malam ini, Ahad 15 Muharram 1433H, Insya Allah akan terjadi gerhana bulan total. Gerhana ini dapatdisaksikan di seluruh wilayah di Tanah Air. Karenanya, kaum musliminyang menyaksikan gerhana tersebut disyariatkan untuk mengerjakan shalatkhusuf. Kaifiyahnya, memiliki sedikit perbedaan dari shalat padaumumnya. Karenanya perlu kami suguhkan lagi tulisan berkaitan dengantata cara shalat gerhana ini.


Tidak ada perselisihan di antara ulama,shalat gerhana dikerjakan dua rakaat. Dan pendapat yang masyhur daripelaksanaannya adalah pada setiap rakaatnya dua kali berdiri, dua kalibacaan, dua kali ruku', dan dua kali sujud. Ini adalah pendapat ImamMalik, Imam al-Syafi'i, dan Imam Ahmad rahimahumullah. Argument mereka sebagai berikut:

Pertama: Hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma, ia mengatakan: "Terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,lalu beliau shalat dan orang-orang mengikuti shalat beliau. Kemudianbeliau berdiri dalam waktu yang sangat panjang sepanjang sekitar bacaansurat Al-Baqarah. Kemudian beliau ruku' dengan ruku' yang sangatpanjang. Kemudian beliau berdiri cukup panjang, namun lebih pendek dariyang pertama. Kemudian beliau ruku' dengan ruku' yang cukup panjang,namun lebih pendek daripada ruku' yang pertama." (HR. Bukhari danMuslim)

Kedua: Hadits Aisyah Radhiyallahu 'Anha, "Bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallammengerjakan shalat pada saat terjadi gerhana matahari. Kemudian beliauberdiri lalu bertakbir, lantas membaca bacaan yang sangat panjang.Kemudian ruku' dengan ruku' yang sangat panjang, kemudian mengangkatkepalanya sambil berucap, SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH. Beliautetap berdiri seperti itu, kemudian membaca bacaan yang sangat panjang,tetapi lebih pendek dibandingkan bacaan yang pertama. Kemudian beliauruku' dengan ruku' yang sangat panjang, tetapi tidak sepanjang ruku'yang pertama. Kemudian beliau sujud dengan sujud yang panjang. Beliaumelakukan itu pada rakaat kedua, kemudian mengucapkan salam." (HR.Bukhari dan Muslim)

Ketiga: Hadits jabir Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: "Pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallampada hari yang sangat panas. Kemudian beliau shalat bersama parasahabatnya dengan memperpanjang berdiri hingga membuat mereka jatuhtersungkur. Kemudian beliau ruku' dengan panjang, lalu mengangkatkepalanya dan berdiri dengan masa yang panjang. Kemudian beliau ruku'kembali dengan ruku' yang panjang. Kemudian beliau sujud dua kali, laluberdiri kembali. Beliau mengulanginya seperti rakaat pertama. Jadishalat tersebut, empat kali ruku' dan empat kali sujud." (HR. Muslim,Abu Dawud, al-Nasai, dan Ahmad)

Jadi dapat diringkas dari tata cara pelaksanaan shalat gerhana sebagai berikut:
  1. Bertakbir, membaca istiftah, Isti'adzah, al-Fatihah, kemudian membaca surat yang panjang, setara surat Al-Baqarah.
  2. Ruku' dengan ruku' yang panjang (lama).
  3. Bangkit dari ruku' dengan mengucapkan Sami'Allahu LIman Hamidah, Rabbanaa wa Lakal Hamd.
  4. Tidak langsung sujud, tetapi membaca kembali surat Al-Fatihah dansurat dari Al-Qur'an namun tidak sepanjang pada bacaan sebelumnya.
  5. Ruku' kembali dengan ruku' yang panjang tapi tidak sepanjang yang pertama.
  6. Bangkit dari ruku' dengan mengucapkan, Sami'Allahu LIman Hamidah, Rabbanaa wa Lakal Hamd.
  7. Sujud, lalu duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kembali.
  8. Kemudian berdiri untuk rakaat kedua, dan caranya seperti pada rakaat pertama tadi.
Catatan:
* Disunnahkan pelaksanaan shalat gerhana di masjid, tidak ada azan atau iqomah sebelumnya, hanya panggilan “Al-Shalatul Jami'ah.”

Dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha, "Bahwa telah terjadi gerhana matahari di zaman Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam lalubeliau mengutus seorang untuk menyeru “Al-Shalatul Jami'ah,” makamereka berkumpul dan beliau maju bertakbir dan shalat dua rakaat denganempat ruku' dan empat sujud." (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Abdullah bin 'Amr, ia mengatakan: "Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, diserukan “Al-Shalatul Jami'ah”. (HR. Al-Bukhari)

* Disunnahkan Imamuntuk memberikan nasihat kepada manusia dengan berkhutbah setelahshalat, memperingatkan mereka agar tidak lalai dan memerintahkan merekasupaya memperbanyak doa, istighfar, dan amal shalih. Hal ini didasarkanpada hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, "Ketika Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sudahselesai dari shalat, beliau berdiri dan berkhutbah kepada jama'ah.Beliau memuji Allah dan menyanjungnya. Kemudian beliau mengatakan,

إِنَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِلِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوااللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا ثُمَّ قَالَ يَا أُمَّةَمُحَمَّدٍ وَاللَّهِ مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَعَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْتَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا

"Sesungguhnya matahari dan bulanadalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidakmengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak pula karenahidupnya seseorang. Maka jika kalian melihatnya bersegeralah berdoakepada Allah, bertakbirlah, shalat dan bersedekahlah. Kemudianbeliau bersabda: Wahai Umat Muhammad, demi allah, tidak ada seorangpunyang lebih pencemburu daripada Allah. (Dia cemburu) hamba sahayalaki-laki dan hamba sahaya perampuan-Nya berzina. Wahai umat Muhammad,demi Allah kalau saja kalian tahu apa yang aku ketahui niscaya kaliansedikti tertawa dan banyak menangis." (HR. Al-Bukhari)

Maknanya, tidak ada yang lebih banyakmencela perbuatan keji (zina) daripada Allah Ta'ala. Yang inimengindikasikan, bahwa Allah akan menghukum pelaku zina di dunia danakhirat, atau di salah satunya. Ini memiliki korelasi dengan perintahuntuk memperbanyak istighfar, zikir, doa, shalat dan shadaqah, karenamaksiat adalah sebab utama datangnya bala' dan musibah, dan maksiatyang paling hina adalah berzina. (Diringkaskan dari ketarangan IbnulHajar dalam Fath al-Baari, Bab Shadaqah fi al-Kusuf). Wallahu Ta'alaA'lam. [PurWD/voa-islam.com]