Tenis Meja

Perkenalanku dengan seorang bapak-bapak keturunan Belanda Ambon dan Cirebon membuatku makin giat berlatih tenis meja. Terlebih beliau telah banyak membantuku, diantaranya hingga aku dapat memiliki bet  yang untuk ukuranku sangat mahal.

Awalnya aku tidak banyak mengenal tipe dan macam bet, dari kayu maupun jenis karetnya. Dan ternyata dari bet itulah sangat mempengaruhi karakter permainan seseorang dan sangat mempengaruhi jenis-jenis pukulan. Ternyata tenis meja lebih mengasikkan dari bulutangkis, lebih murah dan tidak terlalu banyak membutuhkan tenaga dan waktu. Tinggal mengeluarkan dan memasang meja tenis, tidak perlu keluar rumah jauh-jauh ke hall seperti halnya bulutangkis. Lebih banyak seninya karena kita lebih banyak mengeksplor jenis-jenis pukulan struk, spin dan cop. Di lain hal juga bapak yang akrab dipanggil Pak Saipul bewok itu memiliki pengalaman batin yang unik dan menyenangi batu cincin.

Yang pada akhirnya aku disarankan menukar cincin yang aku punya dengan yang lebih cocok. Aku memakai Rose Pink dan Blue Topaz sedang istriku memakai liontin dengan batu berwarna orange yang kalau tidak salah Peranca namanya.

Pak Saipulpun sering ngobrol sampai tengah malam ditempatku. Biarpun beliau telah berumur setengah abad lebih tetaoi aku lebih bisa akrab dibandingkan dengan yang lebih muda. Aku bisa berbincang masalah kehidupan dan dunia kebathinan, walaupun dia mengaku tidak belajar masalah agama. Tetapi cukup nyambung dan enak dalam perbincangan.

Beliau menjadi mualaf sudah cukup lama, dan masih sering terjadi pergumulan batin yang sangat dalam. Aku belum banyak bertanta masalah ini, mungkin suatu saat aku lebih bisa membantu masalah pergumulan batin beliau.

0 comments:

Posting Komentar